Pagi belum lagi menjelang ketika kami, sekeluarga berangkat dari rumah
menuju arah tol cikampek. Tujuan kami adalah Desa Cisantana, Cigugur, Kuningan,
disitulah terdapat Goa Maria Fatima Sawer Rahmat. Terletak di ketinggian kurang
lebih 700 meter di atas permukaan air laut, di kaki Gunung Ciremai
berselimutkan hutan nan asri dan hijau. Perjalanan kami tempuh melalui jalur
Pantura, dan Puji Tuhan walaupun sedang long weekend tetapi tidak
terlalu padat sehingga kami dapat tiba ditujuan sesuai waktu yang telah kami
perkirakan yaitu pukul 10:30.
Ada dua jalur untuk menuju Goa Maria ini, dan kami mengambil jalur kedua
yang lebih banyak digunakan oleh para peziarah, dan juga karena lebih nyaman
parkir mobilnya. Untuk menuju kawasan Goa Maria, kami berjalan melalui jalan
kecil yang melewati perkebunan dan perumahan penduduk. Di pintu masuk yang
dikelilingi oleh warung oleh-oleh makanan khas daerah tersebut, seorang nenek
menawarkan kepada kami tongkat-tongkat kayu sederhana, medan yang naik turun
terutama pada jalur Jalan Salib yang mendaki bukit, untuk orang-orang tertentu
memang memerlukan bantuan tongkat. Nenek tersebut tidak menyebutkan berapa
harga tongkat tersebut, tetapi hanya seikhlasnya, dan belakangan kami
mengetahui bahwa tongkat tersebut hanya disewakan bukan dijual, karena pada
akhir perjalanan kami harus mengembalikan tongkat-tongkat tersebut......hihihihi.....padahal
kan mau buat suvenir ga jadi deh...
Setelah berjalan lumayan jauh, kami tiba di semacam tempat yang disebut
sebagai Taman Getsemani, tempat untuk memulai
penziarahan dengan berdoa di kapel kecil yang mungkin bisa dianggap sama dengan
Taman Getsemani dimana Tuhan Yesus berdoa menjelang wafatnya.
Setelah menyelesaikan Jalan Salib, tibalah kami di Goa Maria Fatima Sawer
Rahmat yang berada pada suatu cekungan goa di ketinggian sehingga kami perlu
menaiki tangga untuk dapat sampai pada goa tersebut. Suasana yang tenang
diiringi suara angin yang berdesir oleh pepohonan nan rimbun di sekitar goa
menjadikan suasana doa lebih khidmat. Dengan mendaraskan doa rosario di depan
Goa Maria komunikasi dengan Allah Bapa kami lakukan, memohon saweran rahmat dan berkat Bapa.
Goa Maria Fatima Sawer Rahmat diresmikan pada tanggal 21 Juli 1990 dan
sudah dikenal oleh Umat Katolik sebagai salah satu tempat penziarahan di daerah
Kuningan, Jawa Barat. Di Goa ini juga ada curug kecil yang airnya cukup menyegarkan
badan dan muka setelah menempuh Jalan Salib. Curug yang oleh warga sekitar
disebut sebagai Curug Sawer, nama itu juga yang
mungkin menjadi awal mula nama Goa Maria Sawer Rahmat.
Di depan Goa terdapat pendopo yang didalamnya terdapat perlengkapan ibadat,
dan menurut informasi dari penjaga pada setiap hari Jum'at Kliwon pukul 12:00
diadakan misa kudus di tempat tersebut.
Setelah puas merenung dan menikmati alam hijau disekitar Goa Maria, kami
pun beranjak pulang. Jalur pulang yang kami tempuh berbeda dengan jalur
berangkat atau jalur Jalan Salib. Jalur pulang ini melewati deretan warung yang
menjajakan suvenir dan oleh-oleh makanan khas daerah tersebut seperti emping,
opak, dan jenis makanan lainnya. Dan sepertinya memang jalur pulang ini
dilewatkan melalui deretan warung supaya para penziarah atau pengunjung dapat
berbelanja, yang tentunya akan dapat menambah penghasilan bagi para pedagang
dan penduduk sekitar. Kamipun membeli beberapa suvenir seperti patung Bunda
Maria dan Yesus dengan harga yang cukup murah yaitu Rp. 30.000 untuk
masing-masing patung, sementara harga sebuah rosario buatan tangan juga cukup
murah sebesar Rp.15.000. Menurut penjualnya, semua barang yang dijual merupakan
hasil produksi mereka sendiri.
Pada pukul 14:15, kami pun meninggalkan Desa Cisantana menuju penginapan di
daerah wisata Sangkan Hurip, menghilangkan lelah dengan berendam air
panas.......hmmm....berkat Tuhan didapat, badan yang segar pun kembali
datang.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar